Rukun Wakaf - Pengertian wakaf adalah istilah dari bahasa Arab "Waqafa" yang berarti menahan atau berhenti atau diam di tempat.
Adapun secara istilah syariat atau terminologi, wakaf adalah menahan hak milik atas materi harta benda (al-‘ain) dari pewakaf.
Tujuan wakaf menyedekahkan manfaat atau faedahnya (al-manfa‘ah) untuk kebajikan umat Islam, kepentingan agama dan atau kepada penerima wakaf yang telah ditentukan oleh pewakaf.
Artinya, orang yang berwakaf berarti melepas kepemilikan atas harta yang bermanfaat, dengan tidak mengurangi bendanya untuk diserahkan kepada perorangan atau kelompok agar dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang tidak bertentangan dengan syariat.
Sehingga, harta wakaf dapat dipergunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi mikro, sarana transportasi, tempat ibadah, sarana kegiatan dakwah dan sebagainya.
Lantas, seperti apa rukun wakaf dan syarat sah wakaf?
Baca Juga: Danamon Syariah Terus Dorong Penetrasi Produk Syariah
Rukun wakaf
Dirangkum dari laman Badan Wakaf Indonesia, ada empat rukun waka yang mesti dipenuhi:
- Orang yang berwakaf (al-waqif)
- Benda yang diwakafkan (al-mauquf)
- Orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf ‘alaihi)
- Lafadz atau ikrar wakaf (sighah).
Baca Juga: OJK Targetkan Single Stock Futures Meluncur di Kuartal I-2024
Syarat sah wakaf
Sementara itu, syarat sah wakaf antara lain:
1. Syarat-syarat orang yang berwakaf (al-waqif)
Syarat-syarat al-waqif ada empat:
- Orang yang berwakaf ini mestilah memiliki secara penuh harta itu, artinya dia merdeka untuk mewakafkan harta itu kepada sesiapa yang ia kehendaki
- Berakal, tak sah wakaf orang bodoh, orang gila, atau orang yang sedang mabuk
- Baligh
- Orang yang mampu bertindak secara hukum (rasyid)
Sehingga, orang yang bodoh, orang yang sedang muflis dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan hartanya.
Baca Juga: Mudahkan Berdonasi, Aplikasi WIZSTREN Hadir di Playstore dan App Store
2. Syarat-syarat harta yang diwakafkan (al-mauquf)
Untuk syarat sah harta yang diwakafkan antara lain:
- Barang yang berharga
- Harta yang diwakafkan itu mestilah diketahui kadarnya. Jadi apabila harta itu tidak diketahui jumlahnya (majhul), maka pengalihan milik pada ketika itu tidak sah
- Harta yang diwakafkan itu pasti dimiliki oleh orang yang berwakaf (wakif)
- Harta itu mestilah berdiri sendiri, tidak melekat kepada harta lain (mufarrazan) atau disebut juga dengan istilah (ghaira shai’)
3. Syarat-syarat orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf alaih)
Sedangkan syarat sah orang yang menerima wakaf diantaranya adalah:
- Orang tertentu (mu’ayyan)
Jelas orang yang menerima wakaf itu, apakah seorang, dua orang atau satu kumpulan yang semuanya tertentu dan tidak boleh diubah.
Syaratnya Orang yang boleh untuk memiliki harta (ahlan li al-tamlik). Maka orang muslim, merdeka dan kafir zimmi yang memenuhi syarat ini boleh memiliki harta wakaf.
Adapun orang bodoh, hamba sahaya, dan orang gila tidak sah menerima wakaf.
- Tidak tertentu (ghaira mu’ayyan)
Tidak ditentukan secara terperinci, contohny untuk orang fakir, miskin, tempat ibadah, dan lain-lain.
Syaratnya adalah yang akan menerima wakaf itu dapat menjadikan wakaf untuk kebaikan yang dengannya dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dan wakaf ini hanya ditujukan untuk kepentingan Islam saja.
Baca Juga: Dalam ISEF 2023, BI Luncurkan Dua Program Unggulan Dorong Ekonomi Keuangan Syariah
4. Syarat-syarat Shigah
Syarat ini berkaitan dengan isi ucapan (sighah) perlu ada beberapa syarat:
- Ucapan itu mestilah mengandungi kata-kata yang menunjukKan kekalnya (ta’bid). Tidak sah wakaf kalau ucapan dengan batas waktu tertentu.
- Ucapan itu dapat direalisasikan segera (tanjiz), tanpa disangkutkan atau digantungkan kepada syarat tertentu
- Ucapan itu bersifat pasti
- Ucapan itu tidak diikuti oleh syarat yang membatalkan.
Apabila semua persyaratan diatas dapat terpenuhi maka penguasaan atas tanah wakaf bagi penerima wakaf adalah sah.
Demikian pengertian wakaf, rukun wakaf, dan syarat sah wakaf.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News