PARENTING - Menyimpan Air Susu Ibu (ASI) bisa di kulkas ataupun freezer. Agar nutrisinya tetap terjaga, penyimpanan ASI perli diperhatikan dengan baik.
ASI dapat diperah atau dipompa dan disimpan dalam kurun waktu tertentu dan disajikan kapan saja untuk buah hati Anda.
Berbeda dengan susu kemasan seperti susu UHT, ASI perlu perlakuan khusus agar kandungan gizinya tetap terjaga dan tidak rusak.
Melansir dari Mayo Clinic, ada beberapa hal yang penting untuk dilakukan dan dihindari saat menyimpan ASI. Faktor-faktor tersebut yaitu: Kebersihan, media penyimpanan, hingga suhu penyimpanan ASI.
Selain itu, cara mencairkan dan menyajikan ASI juga penting dipahami agar kandungan nutrisinya tidak rusak.
Baca Juga: 25 PTN Terbaik di Indonesia Versi Webometrics 2023, Rekomendasi SNPMB Tahun Ini
Cara menyimpan ASI yang benar
Berikut ini cara penyimpanan ASI yang tepat menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI agar kondisi dan nutrisinya tetap bagus.
- Mencuci tangan sebelum memerah dan menyimpan ASI.
- Menggunakan wadah yang bebas bisphenol A (BPA) atau plastik khusus untuk menyimpan ASI.
- Cuci bersih wadah ASI dengan air panas dan sabun kemudian keringkan sebelum dipakai.
- Simpan ASI sesuai kebutuhan bayi dan jangan terlalu banyak menyimpannya.
- Siapkan label nama serta tanggal ASI diperah. Label ini digunakan agar Anda tahu ASI yang lebih lama yang harus segera dipakai.
- Jangan campur ASI yang baru dipompa dengan yang sudah beku dalam wadah penyimpanan.
- ASI yang sudah dikonsumsi tidak boleh disimpan dan diberikan kepada bayi.
- Jangan mengocok ASI karena berpotensi merusak komponen di dalamnya.
- Putar wadah ASI agar bagian yang mengandung krim bisa tercampur rata.
- Sisakan ruang sekitar 22,5 cm dari tutup wadah karena volume ASI akan meningkat saat membeku.
- Kencangkan tutup wadah saat ASI sudah membeku.
- Jangan taruh wadah ASI pada pintu kulkas atau freezer.
Cara mencairkan ASI dan daya simpannya
ASI memiliki durasi daya tahan atau daya simpan yang berbeda tergantung dengan suhu ruangan tempat penyimpanan. Di bawah ini informasi daya tahan ASI yang disimpan sesuai dengan suhu penyimpanannya:
- Suhu ruangan hingga maksimal 25 derajat Celcius: 6-8 jam.
- Suhu 4 derajat Celcius: 5 Hari.
- Suhu -15 derajat Celcius: 2 Minggu.
- Suhu -18 derajat Celcius: 3-6 Bulan.
- Suhu -20 derajat Celcius: 6-12 bulan.
Baca Juga: Waspada Diabetes Melitus, Ini Tanda-Tanda Penyakit DM yang Wajib Anda Ketahui
Jika penyimpanan ASI sudah benar, cara mencairkannya juga harus benar. Menurut IDAI, berikut ini cara tepat mencairkan ASI yang sudah disimpan oleh IDAI, agar nutrisinya tetap terjaga:
- Gunakan metode first in-first out, artinya gunakan ASI yang paling lama disimpan terlebih dahulu.
- Untuk ASI beku, pindahkan terlebih dahulu ke lemari es selama 1 malam atau rendam dalam wadah berisi air dingin.
- Naikkan suhu air secara bertahap hingga mencapai suhu pemberian ASI.
- Hangatkan bersama dengan wadah ASI yang disimpan di dalam lemari es atau kulkas pada wadah berisi air hangat selama beberapa menit.
- ASI tidak boleh dihangatkan secara langsung dengan api kompor.
- Menghangatkan ASI dengan microwave juga tidak disarankan. Hal ini dikarenakan panas pada microwave tidak merata sehingga bisa merusak komponen ASI.
- Sebelum disajikan, cek suhu ASI dengan cara menggoyangkan botol dan teteskan sedikit pada pergelangan tangan.
- ASI yang sudah dihangatkan harus dikonsumsi dalam waktu 24 jam. Jangan bekukan kembali ASI yang sudah dihangatkan.
Demikian cara untuk menyimpan ASI serta cara untuk mencairkannya dengan benar. Terapkan cara-cara di atas agar buah hati bisa mendapatkan nutrisi ASI dengan baik dan bisa tumbuh sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News