CLOSE [X]

5 Faktor Penyebab Pergaulan Bebas Remaja yang Perlu Dipahami Orangtua

Kamis, 18 Januari 2024 | 15:59 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
5 Faktor Penyebab Pergaulan Bebas Remaja yang Perlu Dipahami Orangtua

ILUSTRASI. 5 Faktor Penyebab Pergaulan Bebas Remaja yang Perlu Dipahami Orangtua.


Penyebab Pergaulan Bebas Remaja -  Anak-anak pada usia remaja merupakan fase pubertas dimana anak-anak akan mulai mencari jati diri mereka. Orangtua perlu memperhatikan lebih ketat agar anak-anak remaja tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas,

Dilansir dari laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, pergaulan bebas merupakan salah satu bentuk perilaku yang menyimpang.

Istilah "bebas" yang dimaksud merupakan perilaku yang melewati batasan norma yang ada. Perilaku ini kerap dilakukan oleh remaja dimana anak-anak sedang dalam masa pencarian jati diri baru.  

Pada masa ini, orangtua perlu membimbing dan mengarahkan anak agar proses pencarian jati diri tidak melenceng ke arah yang negatif. 

Baca Juga: Ini 7 Jurusan Paling Dibutuhkan di Masa Depan & Prospek Kerjanya, Pilihan SNPMB 2024

Beberapa contoh bentuk pergaulan bebas adalah merokok, mengonsumsi alkohol, tawuran, menggunakan obat-obatan terlarang, hingga perilaku seks bebas. 

Penting untuk orangtua ketahui bahwa tindakan tersebut muncul bukan tanpa alasan. berikut ini faktor penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja, dirangkum dari Direktorat SMP Kemendikbud Ristek. 

Tingkat pendidikan

Salah satu faktor penyebab pergaulan bebas remaja adalah lingkungan keluarga yang mempengaruhi tindakan dan perilaku remaja. Tingkat pendidikan keluarga yang minim bisa membuat remaja mudah terjerumus pergaulan bebas. 

Pengawasan orangtua yang tidak intens membuat remaja bisa terpengaruh tanpa tahu benar tidaknya perilaku mereka. Contohnya seperti memberi izin kepada anak untuk berpacaran, namun orangtua tidak melakukan pengawasan dengan ketat.

Keluarga yang broken home

Broken home identik dengan keluarga yang bercerai. Padahal, istilah ini bisa menunjukkan sebuah kondisi atau keadaan rumah yang tidak nyaman. 

Faktor ini bisa membuat anak mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Hal ini dikarenakan perhatian orang tua yang kurang sehingga pengawasan terhadap anak menjadi tidak maksimal. 

Hal tersebut kemudian menyebabkan korban, khususnya anak remaja, broken home mencoba mencari pelarian, salah satunya dengan bergaul di lingkungan yang bebas.

Faktor ekonomi keluarga

Faktor ekonomi juga memicu anak-anak remaja memilih pergaulan bebas. Ekonomi keluarga yang kurang berkecukupan membuat anak berisiko putus sekolah. 

Hal ini bertambah jika keluarga tidak mendukung dan tidak berusaha untuk menunjang pendidikan anak. Akibatnya, remaja menjadi kurang ilmu dan pendidikan sehingga membuat tanpa sadar terjerumus ke dalam pergaulan bebas.

Baca Juga: Murah dan Penuh Nutrisi, Ini 8 Manfaat Rutin Makan Pisang Buat Kesehatan Tubuh

Lingkungan sekitar

Ada sebuah pepatah yang mengibaratkan bergaul dengan tukang minyak wangi membuat seseorang menjadi wangi, namun bergaul dengan tukang minyak tanah membuat orang tersebut menjadi bau minyak tanah.

Maksud dari pepatah tersebut adalah kondisi lingkungan sekitar akan mempengaruhi karakter dan perilaku seseorang.

Jadi, orangtua dan remaja perlu memperhatikan lingkungan pergaulan. Hindari meniru kelakuan buruk di lingkungan karena berpotensi akan menjerumuskan anak-anak ke hal buruk tersebut. 

Karenanya remaja penting untuk memfilter atau menyaring pertemanan agar tidak terjerumus ke pergaulan bebas.

Penggunaan internet

Faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas di kalangan remaja selanjutnya adalah penggunaan internet. Internet yang penggunaannya disalah gunakan menjadi gerbang menuju pergaulan yang bebas dan tidak terkontrol. 

Peredaran arus informasi di internet yang  masif dan tak terhindarkan membuat remaja bisa mengakses apa pun yang ada di internet, baik itu informasi yang benar maupun tidak. 

Hal yang membuat internet berbahaya adalah risiko remaja meniru konten yang tidak pantas di internet. Karenanya, orangtua perlu melakukan pengawasan saat anak remaja mengakses internet. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tiyas Septiana

Terbaru