KESEHATAN - Mencegah stunting bisa dimulai dari masa kehamilan hingga ketika anak sudah beranjak besar.
Stunting, melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), merupakan kondisi gagal pada pertumbuhan anak, baik tubuh maupun otak.
Anak yang menderita stunting memiliki tubuh lebih pendek dan memiliki keterlambatan dalam berpikir dari anak seusianya. Keadaan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Baca Juga: Sebanyak 1.062 Rumah Tangga Terima Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) di Cilacap
Penyebab stunting bisa dari kekurangan gizi saat bayi dalam kandungan hingga 1.000 hari pertama kelahiran. Karenanya, penting untuk orangtua untuk mencegah stunting sejak dini.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan cara-cara untuk mencegah stunting. Berikut tiga cara penting untuk mencegah stunting pada anak sejak dini merangkum dari laman resmi BKKBN:
Mencukupi gizi ibu dan anak
Saat hamil, ibu perlu mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh. Perbanyak makan sayur dan buah agar kebutuhan gizi terpenuhi. Jangan lupa konsumsi lauk pauk yang beragam terutama protein hewani.
Untuk mencegah anemia, ibu hamil bisa mengkonsumsi tablet tambah darah. Tablet ini bisa dikonsumsi selama kehamilan hingga masa nifas.
Usahakan untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Kolostrum pada ASI bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi penyakit.
Gunakan garam ber-iodium agar pertumbuhan dan perkembangan bayi terjaga. Hal ini bisa juga untuk mencegah bayi lahir cacat.
Penuhi ASI eksklusif selama 0-6 bulan. Setelahnya, ASI bisa diberikan semau bayi hingga 23 bulan ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Jangan lupa jaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari kecacingan. Cuci tangan dengan sabun dan gunakan alas kaki saat ke luar rumah.
Baca Juga: Tren Harga Beras Naik di Akhir Tahun, Bapanas Pastikan Kesiapan Cadangan Beras
Melengkapi imunisasi dasar lengkap anak
Pastikan bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap untuk mencegah stunting. Imunisasi dasar lengkap rekomendasi dari IDAI di antaranya.
- Imunisasi Hepatitis B
- Imunisasi Polio 0
- Imunisasi BCG
- Imunisasi difteri, perusis, dan tetanus (DPT)
- Imunisasi penumokokus (PCV)
- Imunisasi rotavirus monovalen.
- Imunisasi rotavorus pentavalen.
- Imunisasi influenza.
- Imunisasi Imunisasi MR/MMR.
- Imunisasi Japanese encephalitis (JE).
- Imunisasi Varisela.
- Imunisasi Hepatitis A.
- Imunisasi Tifoid polisakarida.
- Imunisasi Human papiloma virus (HPV) khusus anak perempuan.
- Imunisasi Dengue
Tiap imunisasi memiliki jadwal pemberian yang berbeda. Karena itu, orangtua perlu memperhatikan jadwal pemberian vaksin tersebut.
Tonton: Xi Jinping Beri Peringatan kepada Trump: Soal Perang Dagang, AS akan Kalah dari China
Memperbaiki sanitasi
Sanitasi yang baik dan bersih bisa mencegah stunting pada anak. Jaga kebersihan dan bangunan sumber air bersih.
Sebaiknya, lantai sumur kedap air atau diplester dan tidak retak. Bibir serta dinding sumur diplester dan pastikan sumur selalu ditutup.
Jarak antara sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah minimal 10 meter.
Selalu gunakan jamban sehat yang tidak mencemari sumber air dan tanah. Pastikan lingkungan jamban bersih, sehat, dan tidak berbau.
Jamban yang sehat tidak mengundang serangga seperti lalat, kecoa, dan serangga lain yang bisa membawa penyakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News