CLOSE [X]

Pahami Apa Itu Email Spoofing, Cara Mengenali, hingga Pencegahan untuk Pengguna

Senin, 02 Desember 2024 | 16:22 WIB   Penulis: Bimo Kresnomurti
Pahami Apa Itu Email Spoofing, Cara Mengenali, hingga Pencegahan untuk Pengguna

ILUSTRASI. Apa Itu Email Spoofing, Cara Menganali, hingga Pencegahan untuk Pengguna. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration TPX IMAGES OF THE DAY


TIPS & TRIK - JAKARTA. Pahami apa itu Email Spoofing yang berbahaya bagi keamanan perangkat. Email spoofing adalah teknik yang digunakan dalam serangan spam dan phishing untuk menipu pengguna.

Hal ini bertujuan agar pengguna berpikir bahwa sebuah pesan berasal dari seseorang atau entitas yang mereka kenal atau percayai.

Dalam serangan spoofing, pelaku memalsukan header email sehingga perangkat lunak klien menampilkan alamat pengirim palsu, yang sering kali dianggap sah oleh pengguna.

Baca Juga: Menjelang Core Tax System Bergulir, Pemerintah Perlu Mencegah Penipuan Terkait Pajak

Cara Identifikasi Email Spoofing

ilustrasi cyber attack crime serangan siber ransomware wannacry

Melansir dari laman Proofpoint, Pengguna tidak menyadari bahwa pengirim telah dipalsukan kecuali mereka memeriksa header secara lebih mendetail.

Jika nama pengirim terlihat familiar, mereka cenderung lebih percaya. Akibatnya, mereka mungkin mengklik tautan berbahaya, membuka lampiran yang mengandung malware, mengirim data sensitif, atau bahkan mentransfer dana perusahaan.

Email spoofing dimungkinkan karena cara kerja sistem email yang dirancang. Aplikasi klien menentukan alamat pengirim untuk pesan yang dikirim, sehingga server email keluar tidak dapat mengidentifikasi apakah alamat pengirim tersebut asli atau dipalsukan.

Teknik ini sering digunakan untuk tujuan penipuan, phishing, atau menyebarkan malware.

Baca Juga: Bahaya AI Meningkat, Dianggap Memicu Serangan Siber yang Lebih Canggih

Cara Kerja Email Spoofing

1. Pemalsuan Header Email

Setiap email memiliki header yang berisi informasi pengirim (seperti alamat email dan nama). Dalam email spoofing, pelaku memodifikasi header agar tampak seolah-olah email berasal dari pihak tertentu (misalnya, perusahaan atau seseorang yang dikenal korban).

Contohnya, email yang tampak seperti berasal dari admin@bank.com sebenarnya dikirim oleh pelaku.

2. Penggunaan Server SMTP yang Tidak Aman

Pelaku biasanya menggunakan server SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) yang kurang aman atau yang mengizinkan pengiriman email tanpa autentikasi.
Server ini memungkinkan pelaku memasukkan informasi palsu sebagai pengirim tanpa verifikasi.

Baca Juga: Pentingnya Perlindungan Data Pribadi Saat Bertransaksi di Ruang Digital

3. Isi Email yang Menipu

Email spoofing sering kali berisi pesan menipu yang meminta korban untuk melakukan tindakan tertentu, seperti:

  • Memberikan informasi sensitif (username, password, nomor kartu kredit).
  • Klik pada tautan yang mengarah ke situs palsu (phishing site).
  • Mengunduh file berbahaya yang berisi malware.

4. Pemanfaatan Teknik Sosial (Social Engineering)

Email spoofing memanfaatkan kepercayaan korban pada pengirim palsu. Misalnya, Email tampak berasal dari perusahaan resmi, rekan kerja, atau atasan.

Subjek dan isi email dirancang agar terlihat mendesak (contoh: "Perbarui akun Anda segera!" atau "Invoice penting terlampir").

5. Tidak Ada Verifikasi di Pihak Penerima

Kebanyakan email tidak memiliki mekanisme bawaan untuk memverifikasi apakah pengirim email asli atau tidak, kecuali server email menggunakan protokol tambahan seperti SPF, DKIM, atau DMARC (lihat di bawah).

Baca Juga: 6 Tanda-tanda Website Palsu dan Berbahaya bagi Perangkat

Pencegahan Email Spoofing

1. Penggunaan Protokol Keamanan Email

  • SPF (Sender Policy Framework): Memastikan server pengirim email sesuai dengan domain yang diizinkan.
  • DKIM (DomainKeys Identified Mail): Menambahkan tanda tangan digital pada email untuk membuktikan keasliannya.
  • DMARC (Domain-based Message Authentication, Reporting, and Conformance): Menggabungkan SPF dan DKIM untuk memberikan lapisan perlindungan tambahan.

2. Edukasi Pengguna

Pastikan untuk menghindari klik tautan atau mengunduh lampiran dari email yang mencurigakan. Selalu periksa alamat email pengirim dengan teliti.

3. Gunakan Filter Spam

Pengguna bisa juga mengaktifkan filter spam di layanan email untuk mendeteksi dan memblokir email palsu.

4. Verifikasi Secara Manual

Jika email terlihat mencurigakan, hubungi pengirim secara langsung untuk konfirmasi (gunakan nomor atau email resmi, bukan yang tercantum dalam email mencurigakan).

 Kesadaran dan edukasi menjadi langkah awal yang krusial dalam melindungi data pribadi maupun aset perusahaan dari ancaman siber yang terus berkembang. Dengan begitu, lingkungan digital yang lebih aman dapat tercipta untuk semua pengguna.

Itulah penjelasan terkait apa itu Email Spoofing dan cara mengenalinya untuk pemula.

Selanjutnya: 6 Tontonan Film dan Serial Terbaru Netflix Akan Tayang Minggu Ini

Menarik Dibaca: 6 Tontonan Film dan Serial Terbaru Netflix Akan Tayang Minggu Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Bimo Kresnomurti
Terbaru