Sejarah Hari Skizofernia Sedunia 24 Mei dan Momentum Kesadaran Kesehatan Mental

Jumat, 23 Mei 2025 | 14:29 WIB   Penulis: Bimo Kresnomurti
Sejarah Hari Skizofernia Sedunia 24 Mei dan Momentum Kesadaran Kesehatan Mental

ILUSTRASI. Sejarah Hari Skizofernia Sedunia 24 Mei


KESEHATAN - Simak sejarah Hari Skizofernia Seduania yang diperingati setiap 24 Mei. Hari Besar Internasional ini merupakan salah satu peringatan terkait pentingnya kesehatan jiwa.

Hari tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gangguan skizofrenia, mengurangi stigma, serta mendukung pemahaman dan empati terhadap para penyintas dan keluarganya.

Lalu, seperti apa sejarah dan pengertian dari Skizofernia? Simak penjelasan selengkapnya.

Baca Juga: Akses Konsultasi Online dengan Psikolog dan Psikiater Mudah di Aplikasi Kalm

Apa itu Skizofrenia?

Gangguan kesehatan mental

Skizofrenia adalah gangguan mental kronis dan berat yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku.

Penderitanya bisa mengalami halusinasi, delusi (keyakinan palsu), serta gangguan berpikir dan komunikasi. Skizofrenia bukan gangguan kepribadian ganda, seperti yang sering disalahpahami masyarakat.

Merunut sejarah, Skizofrenia secara harfiah berarti "terbelahnya pikiran" dan diperkenalkan pada tahun 1910 oleh seorang psikiater asal Swiss bernama Dr. Paul Eugen Bleuler.

Baca Juga: Bingung Mau Curhat Sama Siapa, Coba Jajal Aja Aplikasi Riliv

Seiring waktu, penyakit ini mulai mendapatkan perhatian lebih. Melansir dari National Schizophrenia Foundation, WHO menetapkan tanggal 24 Mei sebagai Hari Skizofrenia Sedunia (World Schizophrenia Day).

Tanggal ini dipilih untuk mengenang jasa Dr. Philippe Pinel dari Prancis, salah satu tokoh awal yang memperjuangkan perlakuan manusiawi terhadap orang dengan gangguan jiwa. Kini, lebih dari 22 juta orang di seluruh dunia hidup dengan skizofrenia, menurut data WHO.

Tanggal 24 Mei dipilih sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangannya dalam mengubah cara dunia melihat dan memperlakukan orang dengan gangguan mental, termasuk skizofrenia.

Baca Juga: Bantu Kesehatan Mental dengan Layanan Digital

Kenapa Hari Skizofrenia Sedunia Penting?

Hari ini penting karena tujuannya bukan hanya untuk meningkatkan kesadaran tentang skizofrenia, tapi juga untuk meluruskan berbagai mitos dan pandangan salah yang masih banyak beredar tentang gangguan mental.

Sebagai sesama manusia, sering merasa takut atau menjauh saat melihat sesuatu yang tidak dipahami.

Gejala skizofrenia bisa terlihat menyeramkan atau membingungkan. Anda dapat mencoba bayangkan bagaimana rasanya bagi orang yang mengalaminya secara langsung.

Alasan dan Tujuan Peringatan

  • Menghapus stigma terhadap penderita skizofrenia.
  • Meningkatkan edukasi dan kesadaran publik bahwa skizofrenia bisa ditangani dengan pengobatan dan dukungan yang tepat.
  • Memberi dukungan moral kepada penyintas dan keluarga mereka.
  • Mendorong akses terhadap layanan kesehatan jiwa yang lebih baik dan manusiawi.
  • Menyebarkan informasi yang benar tentang skizofrenia agar tidak lagi menjadi hal yang ditakuti atau disalahpahami.

Jumlah Penderita

Negara dengan jumlah penderita skizofrenia terbanyak adalah Indonesia, dengan total 829.735 orang yang mengalami gangguan tersebut (data Cross River Therapy). Indonesia disusul oleh Brazil dan Pakistan di peringkat kedua.

Tentu, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang skizofrenia dan memperbaiki pandangan salah.

Itulah informasi terkait sejarah Hari Skizofernia Seduania yang diperingati setiap 24 Mei yang perlu disebarluaskan ke khalayak lebih luas.

Tonton: Bos Freeport: Smelter Gresik Beroperasi Akhir Juni 2025

Selanjutnya: Tingkatkan Kapasitas Domestik, Strategi Pertamina Hadapi Tantangan Global

Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 23-25 Mei 2025, Daging Sengkel-Beras Merah Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Bimo Kresnomurti

Terbaru