5 Langkah untuk Cegah Father Hunger Pada Anak, Para Ayah Perlu Perhatikan

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 11:42 WIB
5 Langkah untuk Cegah Father Hunger Pada Anak, Para Ayah Perlu Perhatikan

ILUSTRASI. 5 Langkah untuk Cegah Father Hunger Pada Anak, Para Ayah Perlu Perhatikan.


Sumber: UMM  | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Kehadiran ayah dalam kehidupan anak bukan hanya sebatas pencari nafkah. Lebih dari itu, sosok ayah berperan penting dalam membentuk karakter, kepercayaan diri, dan stabilitas emosional anak.

Namun, di tengah kesibukan dan tekanan ekonomi, banyak keluarga di Indonesia mulai kehilangan figur ayah yang hadir secara emosional, sebuah fenomena yang kini dikenal sebagai fatherless atau father hunger.

Fenomena ini muncul ketika seorang anak merasa tidak memiliki sosok ayah, meski sebenarnya sang ayah masih hidup dan tinggal bersama keluarga. Anak merasa diabaikan secara emosional, kurang mendapatkan perhatian, serta tidak memiliki teladan yang kuat dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Antam Sambut Positif Kebijakan DMO Emas untuk Jaga Ketersediaan Nasional

Apa Itu Father Hunger?

Menurut Nandy Agustin Syakarofath, Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), father hunger adalah kondisi psikologis ketika anak kehilangan peran ayah dalam pengasuhan, baik karena meninggal, perceraian, atau karena sang ayah tidak menjalankan fungsinya dengan optimal.

“Ketika ayah tidak hadir secara emosional, anak bisa mengalami tekanan psikologis yang berat. Dampaknya bisa berupa masalah emosi, perilaku agresif, hingga gangguan kejiwaan,” ujar Nandy, dikutip dari situs resmi UMM.

Ia menambahkan bahwa keterlibatan ayah dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap ketahanan keluarga. Keluarga yang tangguh mampu mengatasi berbagai permasalahan dengan lebih baik. “Sebaliknya, jika peran ayah tidak berjalan, keluarga menjadi rentan dan mudah mengalami persoalan psikologis,” jelasnya.

Tiga Fungsi Utama Orang Tua

Dalam keluarga, baik ayah maupun ibu memiliki tiga fungsi penting yang dikenal dengan istilah asah, asih, dan asuh:

  • Asah berarti membimbing dan mengajarkan anak agar memiliki keterampilan dan arah hidup yang jelas.
  • Asih merupakan pemenuhan kebutuhan emosional melalui kasih sayang dan kedekatan batin.
  • Asuh berarti memberikan kebutuhan dasar anak seperti makanan, tempat tinggal, pendidikan, dan rasa aman.

Apabila ketiga fungsi ini tidak terpenuhi, anak berisiko mengalami gangguan mental seperti kecemasan, depresi, atau kesulitan berinteraksi sosial. “Bahkan dalam kondisi ekstrem, anak bisa sampai kehilangan motivasi hidup,” kata Nandy.

Cara Mencegah Father Hunger di Keluarga

Untuk mencegah dampak negatif father hunger, Nandy memberikan beberapa saran yang dapat diterapkan orang tua:

  • Persiapkan diri sebelum menikah.

Menikah bukan hanya soal cinta, tetapi kesiapan mental dan tanggung jawab. Calon pasangan perlu memahami peran baru yang akan dijalani, termasuk tanggung jawab sebagai orang tua.

Tonton: Luhut Pastikan Family Office Tak Bebani APBN, Investor Global Mulai Lirik Indonesia?

  • Belajar pola pengasuhan yang sehat.

Setiap orang tua perlu memahami pentingnya keterlibatan emosional dalam keluarga. Ayah dan ibu harus aktif membangun komunikasi, memberikan waktu berkualitas, dan menanamkan nilai-nilai positif kepada anak.

  • Penuhi fungsi asah, asih, dan asuh.

Bagi ibu yang harus membesarkan anak seorang diri, Nandy menekankan pentingnya tetap berusaha memenuhi ketiga fungsi tersebut.

“Yang paling menantang biasanya adalah fungsi asuh, terutama bagi ibu yang tidak mandiri secara finansial. Karena itu, penting bagi perempuan memiliki kemandirian ekonomi,” ujarnya.

  • Kembangkan potensi dan ketahanan anak.

Orang tua juga perlu membantu anak mengasah soft skill dan hard skill agar siap menghadapi tantangan hidup.

“Tidak semua stres itu buruk. Dalam kadar tertentu, stres justru melatih anak untuk lebih tangguh menghadapi kenyataan,” pungkasnya.

Fenomena fatherless seharusnya menjadi alarm bagi setiap keluarga di Indonesia. Sosok ayah bukan hanya dibutuhkan untuk mencari nafkah, tetapi juga untuk hadir, mendengarkan, dan menjadi panutan. Dengan peran yang seimbang antara ayah dan ibu, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara mental maupun emosional.

Selanjutnya: Tips Finansial Keluarga Muda: Siapkan Dana Kuliah Anak dengan Bijak

Menarik Dibaca: Oppo Find X9 Pro Mengusung RAM 12 GB & Baterai Raksasa 7550 mAh! Intip Ulasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru