Apa Itu Passobis? Ini Asal-Usul Kejahatan Online, Modus, dan Cara Mencegahnya

Minggu, 27 April 2025 | 06:15 WIB   Penulis: Bimo Kresnomurti
Apa Itu Passobis? Ini Asal-Usul Kejahatan Online, Modus, dan Cara Mencegahnya

ILUSTRASI. Ilustrasi kejahatan internet di Jakarta. KONTAN/Muradi/2017/05/18


EDUKASI FINANSIAL - Simak apa itu Passobis yang menjadi modus penipuan online sehingga perlu diwaspadai. Perkembangan teknologi memiliki dampak positif dan negatif untuk kehidupan.

Sayangnya, dampak negatif tersebut seringkali dimanfaatkan lewat kejahatan seperti penipuan online hingga pemalsuan identitas.

Salah satu istilah terkait dengan kejahatan penipuan online adalah Passobis. Laporan Kantor Berita Antara terbaru, sebanyak 40 orang terduga Passobis di Sulawesi ditangkap. Lalu, apa itu Passobis? Simak selengkapnya.

Baca Juga: Waspada! Ini Deretan Modus Penipuan Online Berkedok Shopee

Apa Itu Passobis?

Rilis kasus judi online

Passobis adalah istilah yang merujuk pada modus penipuan digital yang marak terjadi di Indonesia, terutama di wilayah Sulawesi Selatan.

Modus ini memanfaatkan teknik manipulasi psikologis atau social engineering untuk menipu korban melalui telepon, pesan singkat, atau media sosial.​

Dalam praktiknya, pelaku passobis berpura-pura sebagai perwakilan dari instansi resmi atau individu yang dikenal korban. Pelaku menghubungi korban dengan berbagai alasan, seperti:​

  • Menginformasikan bahwa korban memenangkan hadiah atau undian.
  • Menawarkan peluang bisnis atau pekerjaan yang menggiurkan.
  • Menyampaikan kabar duka dan meminta bantuan dana.​

Tujuan utamanya adalah membuat korban panik atau tergoda, sehingga tanpa sadar memberikan informasi pribadi, seperti nomor rekening, kode OTP, atau bahkan mentransfer sejumlah uang. ​

Baca Juga: Waspada Modus Penipuan Jasa Unlock IMEI, Ini Kata Bea Cukai

Asal-Usul Passobis

Melansir dari Jurnal IAIN Parepare, istilah "passobis" berasal dari bahasa lokal di Sulawesi Selatan dan mulai dikenal luas sejak beberapa tahun terakhir. Modus ini berkembang seiring meningkatnya penggunaan teknologi digital dan media sosial di masyarakat.

Para pelaku seringkali beroperasi dalam sindikat yang terorganisir, dengan peran masing-masing seperti:​

  • Pembuat akun palsu di media sosial.
  • Penghubung yang mengontak korban.
  • Penarik dana dari rekening korban.​

Salah satu kasus yang menonjol adalah penangkapan 11 pelaku sindikat passobis di Sidrap, Sulawesi Selatan, yang menggunakan modus penjualan motor fiktif melalui media sosial. Mereka berhasil menipu setidaknya 20 korban dengan total kerugian mencapai Rp 200 juta. ​

Baca Juga: Marak Modus Penipuan Ucapan Selamat Lebaran Pakai File APK dan Cara Mengatasinya

Cara Mencegah Menjadi Korban Passobis

Untuk melindungi diri dari modus penipuan passobis, berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

1. Verifikasi Informasi: Selalu periksa kebenaran informasi yang diterima, terutama jika berasal dari nomor atau akun yang tidak dikenal.​

2. Jangan Mudah Tergoda: Waspadai tawaran yang terlalu menggiurkan atau permintaan mendesak yang tidak masuk akal.​

3. Lindungi Data Pribadi: Jangan pernah memberikan informasi sensitif seperti nomor rekening, kode OTP, atau password kepada pihak yang tidak terpercaya.​

4. Gunakan Keamanan Tambahan: Aktifkan fitur keamanan tambahan seperti verifikasi dua langkah pada akun digital Anda.​

5. Laporkan Aktivitas Mencurigakan: Jika menerima pesan atau panggilan mencurigakan, segera laporkan ke pihak berwenang atau layanan pelanggan resmi.​

Dengan meningkatkan kewaspadaan dan literasi digital, kita dapat meminimalkan risiko menjadi korban penipuan passobis dan modus serupa lainnya.

Itulah pengeritan dari Passobis, asal-usul hingga cara mencegah kejahatan menimpa kita maupun sanak saudara.

Tonton: Iran dan Rusia Sepakat Perjanjian Energi US$ 4 Miliar, Aliansi Hadapi Sanksi Barat

Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Jawa Tengah Terbaru: Semarang, Solo, Purwokerto dan Wilayah Lain

Menarik Dibaca: Kolesterol Tinggi? Turunkan dengan 5 Cara Alami Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Bimo Kresnomurti
Terbaru