Apa Itu Tradisi Tatung Cap Go Meh di Singkawang?

Senin, 19 Februari 2024 | 11:30 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Apa Itu Tradisi Tatung Cap Go Meh di Singkawang?

ILUSTRASI. Tatung Cap Go Meh. FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma/Spt/12


IMLEK - Cap Go Meh 2024 di Indonesia akan dirayakan pada Sabtu, 24 Februari 2024. Perayaan Cap Go Meh di Singkawang tidak lepas dengan pawai Tatung. 

Cap Go Meh adalah perayaan yang dilakukan 15 hari setelah Imlek untuk upacara penolakan tolak bala untuk mengusir roh jahat. 

Di China, Cap Go Meh lebih dikenal sebagai Festival Lampion dan merupakan perayaan terakhir selama rangkaian Tahun Baru Imlek. Sementara itu, perayaan Cap Go Meh di Indonesia sudah mengalami akulturasi budaya dan memiliki berbagai tradisi unik. 

Salah satunya adalah tradisi perayaan Cap Go Meh di Singkawang yang menggunakan Tatung.

Lalu, apa itu Tatung dalam perayaan Cap Go Meh di Singkawang? 

Baca Juga: Perayaan Cap Go Meh 24 Februari 2024: Makanan Khas dan Tradisi Unik di Indonesia

Perayaan Cap Go Meh di Singkawang 


Cap Go Meh di Singkawang

Tradisi Cap Go Meh di Singkawang juga diramaikan dengan berbagai ritual budaya, wisata kuliner, hingga penampilan pentas seni.

Dirangkum dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, beberapa tradisi perayaan Cap Go Meh di Singkawang antara lain dengan pawai lampion, pentas seni dan budaya, miniatur kampung Tionghoa dan Taman Kelinci, pameran UMKM, festival kuliner, dan ritual cuci jalan. 

Ritual cuci jalan adalah ritual tolak bala yang dilakukan sehari atau dua hari sebelum Cap Go Meh. Para pengurus wihara dan kelenteng di Singkawang akan melakukan ritual menolak bala dan meminta keselamatan yang diikuti oleh para Tatung. 

Nantinya, Tatung beserta pengiringnya akan keliling mendatangi kelenteng untuk berdoa dan menyembah para dewa. Tujuannya agar kota Singkawang bersih dan terhindar dari marabahaya.  

Selanjutnya, puncak rangkaian acara Cap Go Meh di Singkawang adalah Pawai Tatung. Pawai Tatung adalah pertunjukan ratusan Tatung yang memperlihatkan kesaktiannya karena dirasuki roh leluhur.

Baca Juga: Urutan 12 Zodiak yang Benar dan Lambangnya

Apa itu Tatung Cap Go Meh? 

Tatung Cap Go Meh di Singkawang

Kata Tatung berasal daru bahasa Hakka. Tatung adalah dukun atau seseorang yang dirasuki oleh roh dewa atau orang-orang baik yang sudah meninggal. 

Dirangkum dari laman Indonesia.go.id, para Tatung diyakini memiliki kekuatan supranatural dan bisa berlaku sebagai tabib untuk menyembuhkan penyakit. 

Ritual pemanggilan roh itu dipimpin oleh seorang pendeta di kelenteng yang terlebih dulu meminta izin Dewa Kemakmuran Toa Pek Kong supaya diberi keselamatan dan keberkahan.

Baca Juga: Arti Gocap, Goceng, Gopek, Ceban, dan Lainnya dalam Bahasa Hokkien untuk Berniaga

Sebelumnya, para Tatung diwajibkan berpuasa selama tiga hari sebelum hari perayaan supaya dalam kondisi suci. Ketika dirasuki roh, para tatung diarak untuk mengusir roh-roh jahat di sudut-sudut kota. 

Tujuan upacara Tatung adalah agar kehidupan masyarakat semakin harmonis dan tidak diganggu roh jahat tadi. Sebagian besar Tatung berparade dengan berjalan kaki. 

Namun, ada Tatung yang ditandu layaknya saudagar Tionghoa di masa lampau. Selama pertunjukan, bagian tubuh Tatung akan ditusuk benda tajam, baik itu menggunakan pedang maupun pisau, layaknya pertunjukan debus.

Karena dirasuki roh, membuat tubuh tatung-tatung tadi menjadi kebal terhadap berbagai jenis senjata dan logam.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru Imlek, OYO Hadirkan Diskon Menginap hingga 80%

Upacara Tatung di Singkawang merupakan proses asimilasi budaya antara suku Tionghoa, Dayak, dan Melayu yang ditunjukkan lewat penggunaan atribut pakaian adat para tatung ketika berparade.

Menurut kepercayaan, Pawai Tatung merupakan ritual saat Cap Go Meh sebagai bentuk untuk menangkal musibah sepanjang tahun, sekaligus mengusir roh-roh jahat dan membersihkan kota dari kejahatan dan malapetaka.

Demikian penjelasan mengenai perayaan Cap Go Meh di Singkawang dan Tatung Cap Go Meh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani
Terbaru