TIPS & TRIK - Jakarta. Pandemi Covid-19 dan kebijakan PPKM menyebabkan berat badan naik. Simak cara menurunkan berat badan yang naik akibat kebanyakan aktivitas di dalam rumah selama pandemi Covid-19.
Selain olahraga, diet adalah cara ampuh untuk menurunkan berat badan. Berikut beberapa pilihan diet yang bisa dipilih sebagai cara untuk menurunkan berat badan.
Punya tubuh ideal adalah cita-cita banyak orang. Apalagi, selama pandemi ni banyak orang mengeluh akan lingkar pinggang yang bertambah lebar. Lalu, diet apa yang cocok dipilih untuk menurunkan berat badan selama pandemi?
Setiap metode diet sebenarnya bereaksi dengan cara berbeda untuk setiap orang. Terkadang, ada yang berhasil menurunkan berat badan dengan diet keto namun adapula yang justru jatuh sakit karena diet tersebut.
Sebagai refrensi Anda yang ingin mencari cara menurunkan berat badan, berikut manfaat dan efek samping metode diet yang sering dilakukan orang:
Baca juga: Hindari! Ini 6 makanan yang bisa meningkatkan kadar asam urat dalam darah
Diet Keto
Cara pertama menurunkan berat badan adalah dengan diet keto. Diet keto menerapkan pola makan yang kaya akan lemak dan mengurangi makanan mengandung karbohidrat.
Tubuh biasanyamengunakan glukosa dari karbohidrat sebagai energi. Dalam diet keto untuk menurunkan berat badan, kita tak lagi mengonsumsi karbohirat. Jadi, energi akan didapatkan dari proses pembakaran lemak.
Hal ini akan meningkatkan metabolisme, menjaga tingkat gula darah, dan menurunkan risiko penyakit jantung. Diet ini sangat cocok untuk penderita diabetes tipe 2 atau epilepsi. Namun, diet keto bisa memicu "keto flu", yaitu kumpulan gejala seperti sembelit, susah tidur, sakit kepala, dan sebagainya. Keto flu biasanya terjadi saat awal mula kita mempraktikan jenis diet ini.
Simak cara lain untuk menurunkan berat badan di halaman selanjutnya
Puasa Intermiten
Cara kedua menurunkan berat badan adalah puasa intermiten. Puasa intermiten atau intermiten fasting merupakan pola diet yang menerapkan jendela makan dalam waktu tertentu.
Nah, salah satu metode intermiten fasting yang terkenal adalah 5:2. Dalam metode tersebut, kita bisa makan normal selama lima hari lalu melakukan puasa selama dua hari.
Pola diet ini juga terbukti bisa menurunkan berat badan karena mampu meningkatkan metabolisme, meningkatkan kadar insulin dan hormon pertumbuhan, serta meningkatkan produksi sel induk. Namun, metode diet ini bisa memicu heartburn, dehidrasi, memicu peningkatan stres dan gangguan tidur.
Diet Paleo
Cara ketiga untuk menurunkan berat badan selama pandemi adalah dengan diet paleo. Metode diet ini meniru pola makan nenek moyang kita pada zaman paleolitikum, di mana orang-orang lebih banyak mengonsumsi makanan utuh daripada makanan olahan.
Jadi, selama menjalankan diet paleo untuk menurunkan berat badan, kita hanya bisa buah, daging tanpa lemak, ikan, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Selain bagus untuk menurunkan berat badan, pola diet ini juga dipercaya dapat menyeimbangkan tekanan darah. Namun, riset dari Australia yang diterbitkan dalam European Journal of Nutrition, membuktikan mereka yang menjalani diet paleo memiliki tingkat biomarker darah yang tinggi.
Tingginya tingkat biomarker darah ini terkait dengan penyakit jantung. Diet paleo juga berefek negatif bagi kesehatan usus.
Demikianlah berbagai cara menurunkan berat badan melalui diet. Ingat, diet akan efektif menurunkan berat badan jika diimbangi dengan olahraga rutin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Jenis Diet yang Paling Banyak Dicari Selama Pandemi Covid-19",
Penulis : Ariska Puspita Anggraini
Editor : Ariska Puspita Anggraini
Selanjutnya: Tiga pilihan diet yang ampuh menurunkan berat badan selama masa pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News