Panduan Lengkap Tummy Time: Manfaat, Durasi, dan Cara Aman untuk Bayi

Sumber: The Bump,Healthline,Healthline | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID - Aktivitas sederhana seperti tummy time ternyata memiliki peran penting dalam tumbuh kembang bayi.

Meski terlihat sepele, kebiasaan menengkurapkan bayi di atas perut atau dada dapat membantu memperkuat otot kepala, leher, dan bahu sejak dini.

Dengan cara yang tepat, aktivitas ini menjadi langkah awal melatih kemampuan motorik bayi agar siap belajar duduk, merangkak, hingga berjalan.

Apa Itu Tummy Time?

Tummy time adalah kegiatan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap saat ia terjaga penuh dan diawasi oleh orang tua.

Menurut penjelasan dari The Bump, posisi tengkurap membantu bayi belajar mengangkat kepala dan menggerakkan tangan serta kakinya, sehingga memperkuat otot tubuh bagian atas dan meningkatkan koordinasi.

Aktivitas ini sebaiknya dilakukan secara rutin setiap hari dalam durasi pendek, terutama pada bayi baru lahir. Semakin sering bayi berlatih tummy time, semakin baik pula perkembangan otot dan kontrol gerakannya.

Manfaat Tummy Time untuk Bayi

Tummy time memberikan banyak manfaat bagi bayi, tidak hanya secara fisik tetapi juga sensorik. Ei Ye Mon, MD, dokter anak dari Cleveland Clinic, menjelaskan bahwa anak yang rutin melakukan tummy time menunjukkan perkembangan motorik yang lebih baik dibandingkan bayi yang jarang melakukannya.

Ia menambahkan, “Bayi yang jarang tengkurap berisiko mengalami keterlambatan motorik dan kelainan bentuk tengkorak seperti plagiocephaly atau kepala datar.”

Selain itu, posisi tengkurap juga membantu bayi mengenal sensasi gerakan tubuh, merangsang indra peraba, dan memperkuat keseimbangan.

Dengan kata lain, tummy time tidak hanya memperkuat otot, tetapi juga mengembangkan kemampuan sensorik bayi dalam mengenali tubuhnya dan dunia sekitarnya.

Durasi Ideal Tummy Time Sesuai Usia Bayi

Waktu tummy time sebaiknya disesuaikan dengan usia bayi agar tidak membuatnya lelah atau rewel. Mengutip panduan dari Healthline, berikut durasi ideal yang bisa diterapkan secara bertahap:

Usia 0 bulan: 1–5 menit per sesi, dilakukan 2–3 kali sehari.
Usia 1 bulan: Hingga 10 menit per sesi, dilakukan 2–3 kali sehari.
Usia 2 bulan: Total 20 menit per hari, bisa dibagi beberapa sesi.
Usia 3 bulan: Total 30 menit per hari, bisa dibagi beberapa sesi.
Usia 4 bulan: Total 40 menit per hari, bisa dibagi beberapa sesi.
Usia 5–6 bulan: Hingga 1 jam per sesi, selama bayi nyaman dan tidak rewel.

Saat memasuki usia 5 hingga 6 bulan, sebagian besar bayi sudah mampu berguling atau duduk dengan bantuan. Namun, tummy time tetap penting dilakukan untuk memperkuat otot yang akan digunakan saat merangkak dan berjalan.

Tonton: KPK Ungkap Modus Korupsi di PT Aneka Tambang (ANTAM)

Cara Aman Melakukan Tummy Time

Agar manfaat tummy time optimal dan bayi merasa nyaman, orang tua perlu memperhatikan beberapa hal penting. Berdasarkan panduan dari The Bump, berikut langkah-langkah yang bisa diterapkan:

Gunakan alas yang lembut dan datar.

Gelar selimut atau matras tipis di lantai agar bayi merasa nyaman. Hindari permukaan empuk seperti kasur tebal yang bisa membuat bayi sulit menegakkan kepala.

Pastikan bayi dalam kondisi terjaga.

Lakukan tummy time saat bayi sudah bangun penuh, misalnya setelah tidur siang atau mandi. Hindari melakukannya segera setelah makan agar bayi tidak muntah.

Gunakan bantal penyangga untuk bayi baru lahir.

Untuk bayi berusia kurang dari dua bulan, Anda bisa menempatkannya di atas bantal kecil agar posisi kepala lebih stabil.

Libatkan bayi dengan mainan atau kontak mata.

Letakkan mainan berwarna cerah di depannya atau ajak berbicara agar bayi tetap tertarik dan bersemangat bergerak.

Selalu awasi selama tummy time.

Jangan tinggalkan bayi sendirian dalam posisi tengkurap. Pengawasan orang tua sangat penting untuk menjaga keamanan dan kenyamanan si kecil.

Tummy time adalah latihan sederhana namun sangat bermanfaat untuk mendukung perkembangan otot, sensorik, dan motorik bayi.

Dengan melakukan secara rutin dan mengikuti panduan usia, bayi akan memiliki dasar kekuatan tubuh yang baik untuk tahapan berikutnya, seperti duduk, merangkak, hingga berjalan.