BERAS - Akhir-akhir ini, masyarakat dihebohkan dengan temuan beras premium yang ternyata dioplos dengan beras berkualitas lebih rendah.
Kondisi ini tentu merugikan konsumen karena mereka membayar mahal untuk produk yang tidak sesuai dengan label atau klaim kualitas merek.
Prof. Tajuddin Bantacut, pakar Teknologi Industri Pertanian dari IPB University, menjelaskan bahwa beras oplosan sebenarnya dapat dikenali secara kasat mata.
Ia memaparkan sejumlah ciri yang bisa menjadi indikator awal bahwa beras tersebut telah dicampur.
Baca Juga: Warren Buffett Umumkan Pensiun, Saham Berkshire Hathaway Melorot 13%
Ciri-Ciri Beras Oplosan yang Perlu Diwaspadai
Menurut Prof. Tajuddin, beras oplosan umumnya memiliki:
- Warna yang tidak seragam
- Butiran yang berbeda ukuran
- Tekstur nasi yang lembek saat dimasak
“Jika menemukan nasi yang berbeda dari biasanya seperti warna, bau (aroma), tekstur dan butiran, maka dapat dicurigai sebagai beras yang telah dioplos—baik karena kerusakan mutu maupun karena ada benda asing di dalamnya,” ujarnya, dikutip dari situs resmi IPB University.
Lebih mengkhawatirkan lagi, dalam beberapa kasus, beras oplosan juga dicampur dengan zat tambahan seperti pewarna atau pengawet berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Tips Memilih Beras yang Aman
Prof. Tajuddin mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati saat membeli beras. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
- Hindari membeli beras tanpa label atau dari sumber yang tidak jelas
- Cuci beras sebelum dimasak
- Perhatikan jika ada benda asing yang mengambang saat beras dicuci
- Waspadai beras yang berwarna aneh atau mengeluarkan bau tidak biasa
Terkait daya simpan, ia menyarankan agar beras tidak disimpan lebih dari enam bulan. Meskipun disimpan di tempat yang terkendali, kualitas beras tetap bisa menurun akibat pengaruh lingkungan, hama, atau mikroorganisme.
“Beras yang rusak bisa saja dipoles ulang agar tampak baik, tapi jika kerusakannya sudah parah—baik secara fisik, kimia, maupun mikrobiologis—maka tidak layak untuk dikonsumsi. Terlebih jika mengandung bahan kimia tambahan, bisa berbahaya bagi kesehatan,” jelasnya.
Tonton: Perusahaan China Gencar Akuisisi Emiten BEI, Dipicu Harga Murah dan Pasar Yang Potensial
Jenis-Jenis Beras Oplosan di Pasaran
Prof. Tajuddin menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga jenis beras yang dikaitkan dengan praktik oplosan:
Beras campuran dengan bahan lain seperti jagung, yang umumnya ditemukan di beberapa daerah.
Beras “blended” atau campuran beberapa jenis beras, biasanya untuk memperbaiki rasa dan tekstur.
Beras rusak yang dicampur bahan tak lazim dan dipoles ulang, agar tampak lebih menarik meskipun kualitasnya telah menurun drastis.
Ia menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar lebih cermat saat membeli dan mengonsumsi beras. Menurutnya, sebagai negara agraris, Indonesia tidak hanya perlu fokus pada produksi beras, tetapi juga pada aspek distribusi dan konsumsi yang aman dan merata.
“Masyarakat perlu memahami bahwa beras rusak atau tercemar dapat membahayakan kesehatan. Pemerintah dan pelaku usaha harus menjamin keamanan beras dari hulu hingga hilir,” tutupnya.
Selanjutnya: Kode Redeem Saint Seiya EX Juli 2025, ada yang Masa Aktifnya Masih Lama, Cek di Sini
Menarik Dibaca: 7 Makanan yang Perlu Dikonsumsi saat Menurunkan Berat Badan Menurut Ahli Diet
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News