Studi tersebut melibatkan 17 orang dengan diabetes dan 10 subjek sehat. Ditemukan bahwa daun kelor membuat lonjakan glukosa pasca makan lebih stabil hingga 40 mg/dL dan mempersingkat waktu puncak lonjakan gula darah sekitar 20 menit.
Daun kelor ditemukan tidak memiliki dampak signifikan pada gula darah subjek yang tidak menderita diabetes Manfaat tanaman ini diyakini tidak terbatas pada daunnya saja.
Sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam Journal of Diabetes, misalnya, menemukan bahwa ekstrak buah kelor juga dapat membantu melawan diabetes.
Para peneliti mencoba memberikan ekstraknya pada subjek tikus dan menemukan buah kelor dapat secara signifikan mengurangi perkembangan diabetes dan komplikasi terkait.
Baca Juga: 5 makanan yang mengandung zat besi, lezat dan mudah didapat
2. Mencegah penyakit kardiovaskular
Ekstrak daun kelor diyakini mampu membantu menurunkan kolesterol dan meningkatkan kesehatan jantung. Biji kelor secara tradisional telah digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi jantung.
Efektivitas tersebut didukung oleh sejumlah penelitian terkini. Sebuah studi tahun 2017 terhadap subjek tikus, misalnya, menemukan bahwa biji kelor menawarkan perlindunggan terhadap jantung dan dapat mengobati tekanan darah tinggi.
Studi lainnya, yang juga dilakukan terhadap subjek tikus dan diterbitkan pada 2019 menemukan bahwa biji kelor dapat mencegah gangguan jantung dan pembuluh darah terkait usia.
Baca Juga: Sederet bahan alami yang bermanfaat untuk mengobati diabetes melitus
Meski masih terbatas di penelitian pada hewan, penelitian menunjukkan efek perlindungan vaskular dari tanaman kelor mungkin termasuk mengurangi peradangan yang terkait dengan stres oksidatif dan relaksasi arteri untuk memperlancar aliran darah.