Berikut hal-hal yang perlu diwaspadai agar data pribadi di aplikasi tidak bocor

Jumat, 03 September 2021 | 15:02 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Berikut hal-hal yang perlu diwaspadai agar data pribadi di aplikasi tidak bocor

ILUSTRASI. Ilustrasi data bocor. REUTERS/Kacper Pempel/Illustration/File Photo


TIPS & TRIK - Aplikasi kesehatan e-HAC (electronic Health Alert Card) diduga mengalami kebocoran data, sehingga mengakibatkan data-data pribadi penggunanya dapat terekspos. 

Data pribadi tersebut antara lain nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan, foto pribadi, nomor induk kependudukan, nomor paspor, hasil tes Covid-19, identitas rumahsakit, alamat, dan nomor telepon.

ITSEC Asia, salah satu perusahaan penyedia layanan keamanan informasi di Asia Pasifik, menjelaskan, penting bagi seluruh pemilik dan pengembang aplikasi maupun website untuk memiliki standar tinggi keamanan data IT. 

Hal itu untuk menutup celah keamanan yang dapat dieksploitasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Baca Juga: Ini syarat terbang dengan Lion Air Group periode 19 - 25 Juli 2021

Presiden Direktur PT ITSEC Asia Andri Hutama Putra mengatakan, masyarakat terutama pengguna akun e-HAC perlu mengantisipasi potensi penyalahgunaan data pribadi mereka akibat dari kebocoran data ini. 

“Akibat dari data pribadi yang tersebar, kita perlu waspada terhadap berbagai penyalahgunaan seperti penipuan melalui berbagai media seperti e-mail, SMS, WhatsApp dan telepon," kata Andri dikutip dari keterangan resmi ITSEC Asia. 

"Penjualan data untuk kepentingan marketing yang menyebabkan ketidaknyamanan, dan berbagai penyalahgunaan data informasi untuk berbagai kepentingan yang beragam,” ujar dia. 

Baca Juga: Prodia telah melayani lebih dari 630 ribu pemeriksaan covid-19 hingga bulan Juni 2021

Untuk itu, Andri membagikan beberapa tips dalam menjaga keamanan data pribadi yang dapat diaplikasikan dengan mudah oleh seluruh masyarakat. Berikut tipsnya:

  • Bijak dalam menerima informasi, tidak mudah meng-iyakan informasi via telepon atau pesan yang masuk. Meskipun pengirim pesan sudah memiliki dan mengetahui data kita termasuk rekam medis atau kesehatan, tidak menjadi jaminan hal tersebut bukan merupakan penipuan, selalu lakukan verifikasi. Contoh: pembuatan kartu kredit, penawaran promo, atau asuransi.
  • Mengganti password email dan PIN untuk akses data dan aplikasi penting  secara berkala, maksimal selama 3 bulan.
  • Gunakan OTP (One Time Password) ataupun 2FA (Two Factor Authentication).
  • Hati hati dalam menggunakan e-mail, jangan buka email atau tautan yang mencurigakan, dan manfaatkan email secara bijak.
  • Uninstall aplikasi yang tidak terpakai. Menyeleksi aplikasi yang ada di perangkat kita, dan menghapus aplikasi yang tidak kita pakai, terutama yang sudah tidak aktif / tidak update.
  • Mulai mengedukasi keluarga dan teman-teman terkait seberapa penting menjaga data dan bijak dalam bertukar informasi dengan pihak manapun.

Baca Juga: Terbaru! Syarat penerbangan Lion Air Group untuk rute internasional

Andri menambahkan, pihak-pihak yang memegang data pribadi, baik swasta ataupun pemerintah, perlu lebih aktif dalam rencana tindakan preventive dan corrective untuk menangani kebocoran data pribadi pada situs atau aplikasi. 

Menurut dia, perlu ada tanggungjawab dari pihak terkait dengan melakukan notifikasi dan edukasi ke pengguna yang terdampak kebocoran datanya. 

Hal ini agar masyarakat dapat mengantisipasi resiko kerugian yang lebih besar. Misalnya, dengan mengganti password atau pin, lebih bersikap hati-hati kalau mendapat e-mail, AMS, atau telepon yang bisa disalahgunakan karena datanya yang sudah bocor.

Selanjutnya: Lion Air Group tambah satu lokasi pelaksanaan rapid antigen di Jakarta Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Virdita Ratriani
Terbaru