Cara membedakan batuk kering biasa dengan gejala Covid-19

Selasa, 06 Juli 2021 | 07:52 WIB Sumber: Kompas.com
Cara membedakan batuk kering biasa dengan gejala Covid-19

ILUSTRASI. Cara membedakan batuk kering biasa dengan gejala Covid-19


COVID-19 - Jakarta. Gejala positif Covid-19 akibat virus corona delta antara lain batuk kering dan demam. Namun, batuk kering juga bisa terjadi karena penyebab lainnya. Bagaimana cara membedakan batuk kering biasa dengan gejala Covid-19?

Batuk kering adalah batuk yang tidak menghasilkan lendir atau dahak dari saluran udara. Seseorang dengan batuk kering mungkin mengalami tenggorokan kering, gatal, sakit, atau kasar. Mungkin juga ada sensasi gelitik di tenggorokan atau bagian tenggorokan yang terasa kering, bahkan saat menelan.

Cara membedakan batuk kering biasa dengan gejala Covid-19

Melansir dari Medical News Today, batuk kering adalah gejala awal yang umum dari Covid-19. Menurut studi berjudul “Confronting Covid-19-associated cough and the post-COVID syndrome: role of viral neurotropism, neuroinflammation, and neuroimmune responses”, 60–70 persen orang mengalami batuk kering sebagai gejala awal Covid-19.

Namun, beberapa kondisi lain dapat menyebabkan batuk kering, seperti kondisi berikut.:

  • Asma
  • Fibrosis paru idiopatik
  • Penyakit refluks gastroesofagus
  • Infeksi saluran pernapasan atas
  • Kanker paru-paru

Baca juga: Tak hanya mencegah infeksi virus corona, ini manfaat lain vaksin Covid-19

Batuk kering yang disertai gejala lain dapat mengindikasikan Covid-19 sebagai penyebabnya. Berikut ini beberapa gejala Covid-19 selain batuk kering:

  • Sakit kepala
  • Nyeri otot atau sendi
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung meler atau tersumbat
  • Diare mual atau muntah
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Hilangnya rasa dan bau
  • Kehilangan nafsu makan
  • Kelelahan yang tidak dapat dijelaskan atau tidak biasa
  • Suhu tinggi

Selain ada gejala lain, cara membedakan batuk kering biasa dengan gejala Covid-19 juga bisa dilihat dari tahapan kejadian. Sebuah studi tahun 2020 dari Wuhan, China berjudul “Clinical course and risk factors for mortality of adult inpatients with COVID-19 in Wuhan, China: a retrospective cohort study”, menemukan bahwa mayoritas penderita Covid-19 tampaknya mengalami batuk kering 1 hari setelah terinfeksi dan batuk berlangsung selama kurang lebih 19 hari.

Batuk bertahan selama kira-kira 4 minggu di sekitar 5 persen orang dalam penelitian ini. Namun, penelitian menemukan bahwa batuk adalah salah satu dari beberapa gejala yang dapat berlanjut setelah pemulihan awal dari Covid-19.

Gejala Long Covid-19

Batuk adalah gejala umum dari long Covid-19, di samping kelelahan, pusing, dan nyeri sendi. Menurut sebuah penelitian di The Lancet Respiratory Medicine, survei daring telah menemukan bahwa 20-30 persen orang masih mengalami batuk kering 2-3 bulan setelah sakit Covid-19.

Sebuah studi awal dari Italia menemukan bahwa 16 persen orang yang sembuh dari Covid-19 dilaporkan masih mengalami batuk 2 bulan setelah keluar dari rumah sakit. Studi yang lebih baru juga menemukan bahwa batuk dapat berlanjut selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah pemulihan dari Covid-19.

Beberapa gejala lain yang terkait dengan kondisi long Covid-19 adalah sebagai berikut.

  • Kelelahan
  • Nyeri saraf dan sendi
  • Kabut otak, atau kebingungan dan masalah memori
  • Masalah pencernaan
  • Hilangnya rasa atau bau

Cara mencegah Covid-19

Untuk mengurangi risiko terpapar SARS-CoV-2 dan menularkan Covid-19 ke orang lain, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan. Cara mencegah Covid-19 adalah:

  • Kenakan masker
  • Cuci tangan dengan sabun dan air atau hand sanitizer
  • Jaga jarak
  • Melakukan vaksin jika sudah tersedia
  • Hindari keramaian dan kerumunan

Itulah cara membedakan batuk kering biasa dengan gejala Covid-19. Semoga pandemi Covid-19 segera berakhir.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Perbedaan Batuk Kering Biasa dan Gejala Covid-19",

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

 


Penulis : Galih Pangestu Jati
Editor : Galih Pangestu Jati

Selanjutnya: Inilah obat terapi penyembuhan Covid-19 bagi pasien isolasi mandiri di rumah 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Adi Wikanto
Terbaru