HUBUNGAN SUAMI ISTRI - Setiap pasangan pasti ingin hubungan berjalan baik. Namun, permasalahan yang muncul membuat beberapa pasangan memutuskan untuk bercerai.
Ada beragam penyebab yang membuat pasangan suami istri memilih jalan perceraian. Perselingkuhan hingga kekerasan dalam rumahtangga (KDRT) menjadi beberapa faktor perceraian.
Jika permasalahan rumah tangga di luar KDRT atau perselingkuhan, sebaiknya Anda bertanya pada diri sendiri mengenai pasangan, pernikahan, dan perceraian.
Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memutuskan untuk bercerai, dirangkum dari The New York Times dan Very Well Mind.
Apakah Anda masih mencintai pasangan?
Hal yang paling pertama yang perlu Anda jawab sebelum memutuskan bercerai adalah tentang perasaan pada pasangan. Apakah Anda masih mencintai suami atau istri seperti dulu?
Namun demikian, perasaan tidak bisa menjadi tolok ukur untuk bercerai atau bertahan. Terkadang pasangan masih saling mencintai, tetapi, karena satu dua sebab, perceraian menjadi jalan yang terbaik.
Karenanya, Anda perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan selanjutnya sebelum memutuskan bercerai.
Baca Juga: Ini ciri-ciri keuangan rumah tangga yang bermasalah, cek kembali keuangan Anda
Sudahkah Anda siap secara finansial?
Bercerai berarti Anda harus siap menanggung kebutuhan pribadi dan anak dengan mandiri. Saat masih menikah, mungkin keuangan rumah tangga disokong bersama atau salah satu pihak.
Jika sudah bercerai, tentu Anda akan kehilangan sosok yang membantu dalam masalah finansial. Karena itu, pikirkan lagi masak-masak jika akan bercerai dengan kondisi finansial yang belum baik.
Nancy Colier, psikoterapis asal Manhattan, AS, menyarankan untuk mempersiapkan sejak dini tentang masalah finansial ini. Namun demikian, semuanya kembali pada kondisi rumahtangga Anda.
Apakah Anda akan merasa lebih bahagia tanpa pasangan?
Pikirkan baik-baik, apakah perceraian bisa membuat Anda lebih bahagia. Cari apa yang sebenarnya Anda inginkan dalam pernikahan secara realistis.
Apakah hal tersebut setara dengan yang Anda berikan pada pasangan. Menemukan tujuan yang jelas bisa membuat keputusan untuk bertahan tidak terlalu berat.
Baca Juga: Mengejutkan! Bill dan Melinda Gates umumkan perpisahan setelah 27 tahun menikah
Sudahkah Anda mengutarakan kecemasan Anda pada pasangan?
Sebelum memutuskan bercerai, sudahkah Anda berkomunikasi dengan pasangan? Terkadang perceraian terjadi karena komunikasi yang kurang.
Sherry Amatenstein, terapis pernikahan di Manhattan and Queens, seperti dikutip dari The New York Times, menjelaskan jika bisa saja salah satu pihak sudah berusaha menyampaikan keluhan tapi di sisi lain pasangan tidak memahami.
Utarakan dengan jelas keinginan serta kecemasan Anda selama pernikahan. Hal ini bisa membuat pasangan lebih paham tentang apa yang Anda inginkan dan tidak inginkan.
Adakah jalan lain untuk menyelamatkan pernikahan?
Perceraian merupakan jalan terakhir jika memang pernikahan tidak bisa dipertahankan lagi. Namun demikian, jangan terburu-buru memutuskan perceraian karena hal-hal kecil.
Setiap menghadapi permasalahan, cobalah untuk mencari jalan keluar yang lebih baik dari perceraian. Komunikasikan dengan pasangan agar Anda berdua bisa mencapai keputusan yang sama dan adil.
Baca Juga: Ini 3 cara mudah mengatasi anak yang kecanduan gadget
Akankah perceraian berdampak buruk pada anak?
Tidak semua perceraian akan berpengaruh buruk pada anak. Dalam beberapa kasus, perceraian justru menyelamatkan buah hati dari berbagai kekerasan.
Tengok kembali kondisi rumah tangga Anda, apakah sudah tidak sehat untuk anak atau masih bisa dipertahankan.
Amatenstein mengatakan, meski bercerai, Anda dan pasangan tetap bisa menjadi sosok orangtua yang utuh.
Bicarakan dengan pasangan bagaimana Anda akan membesarkan dan mendidik anak meski sudah tidak terikat pernikahan.
Bagaimana caranya agar tidak melakukan kesalahan yang sama?
Tidak menutup kemungkinan Anda akan menikah kembali setelah bercerai. Di pernikahan sebelumnya, bisa saja Anda juga berkontribusi menyebabkan perceraian.
Untuk menghindari kesalahan yang sama di pernikahan sebelumnya, Anda perlu introspeksi diri.
Dr. Erika Doukas, psikolog di Manhattan and Larchmont, mengatakan, jika Anda cenderung cepat bosan pada suatu hubungan, bisa saja Anda terjerumus ke hal yang sama lagi.
Cobalah untuk menggali kembali masalah perkawinan Anda. Hal ini bisa membantu merubah kehidupan pernikahan baru Anda.
Selanjutnya: Yuk ajak anak melakukan kegiatan yang bermanfaat ini, sambil menunggu berbuka puasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News