CLOSE [X]

Kasus Semakin Bertambah, Ini Gejala Utama Mycroplasma Pneumonia

Minggu, 10 Desember 2023 | 04:45 WIB   Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie
Kasus Semakin Bertambah, Ini Gejala Utama Mycroplasma Pneumonia

ILUSTRASI. Kemenkes mengumumkan, kasus mycroplasma pneumonia sudah terdeteksi di Indonesia. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


KESEHATAN - Kementerian kesehatan (Kemenkes) mengumumkan, kasus mycroplasma pneumonia sudah terdeteksi di Indonesia. Bahkan, kasusnya mengalami peningkatan. 

Mengutip indonesia.go.id, mycoplasma merupakan penyakit penyebab umum infeksi pernapasan sebelum Covid-19. Sebagian besar penyakit ini menimpa anak-anak.

Bakteri ini diketahui memiliki masa inkubasi yang panjang. Karena itu, penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi Covid-19, sehingga tingkat fatalitasnya rendah.

Definisi mycroplasma pneumonia

Mengutip Healthline, mycoplasma pneumonia (MP) adalah sejenis bakteri yang dapat menyebabkan banyak gejala, termasuk batuk kering, demam, dan sesak napas ringan saat beraktivitas.

Bakteri Mycoplasma pneumonia adalah salah satu patogen manusia yang paling dikenal, dan terdapat lebih dari 200 spesies berbeda yang diketahui.

Kebanyakan orang dengan infeksi pernafasan yang disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae tidak menderita pneumonia. Oleh karena itu, mycrplasma pneumonia dikenal sebagai pneumonia atipikal dan terkadang disebut pneumonia berjalan.

Baca Juga: Ada Kasus Pneumonia Misterius, Diagnos Laboratorium (DGNS) Siapkan Layanan Check Up

Pneumonia mikoplasma menyebar dengan cepat melalui kontak dengan cairan pernapasan di tempat ramai, seperti sekolah, kampus, dan panti jompo. 

Ketika seseorang batuk atau bersin, kelembapan yang mengandung bakteri mycroplasma pneumonia dilepaskan ke udara, dan orang lain di sekitarnya dapat dengan mudah menghirup bakteri tersebut.

Begitu masuk ke dalam tubuh, bakteri dapat menempel pada jaringan paru-paru dan berkembang biak hingga terjadi infeksi total.

Lantas, apa saja gejala utama mycroplasma pneumonia?

Baca Juga: Mycoplasma Pneumonia Terdeteksi di Jakarta, Kemenkes: Tak Berpotensi Jadi Pandemi

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru