PARENTING - Helicopter parenting adalah salah satu jenis pola asuh atau parenting yang dipakai beberapa keluarga.
Helicopter parenting, menurut Parents.com, adalah jenis pola asuh dimana orang tua terlalu fokus pada anak mereka.
Orang tua yang memakai pola asuh ini cenderung terlalu terlibat pada kehidupan anak.
Baca Juga: Luhut: Coretax System Bisa Menambah Penerimaan Rp 1.500 Triliun ke Kas Negara
Anak tidak dibiarkan untuk mengambil keputusan sendiri karena orang tua takut anak akan mengambil pilihan yang salah.
Orang tua sering kali mengoreksi tindakan dan pilihan anak sehingga mereka tidak memiliki pengalaman dan waktu untuk mengembangkan diri secara mandiri.
Dampak buruk helicopter parents
Dampak dari pola asuh helicopter parents mempengaruhi kesehatan mental anak saat mereka beranjak dewasa.
Menurut Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari Instagram resminya (9/1), dampak buruk dari helicopter parenting diantaranya:
1. Menurunkan rasa percaya diri
2. Ketidakmampuan menghindari masalah
3. Menghambat ide dan kreativitas anak
4. Membuat anak merasa istimewa sehingga cenderung angkuh.
5. Anak menjadi ragu-ragu dan kurang mampu saat mencoba hal baru, memprediksi, menganalisa, dan mengambil keputusan.
6. Kurang gigih dan mudah menyerah.
7. Life skill tidak terasah dengan baik.
Tonton: Devisa Hasil Ekspor SDA Harus Ditahan Minimal Setahun
Menghindari sikap orang tua helicopter
Agar anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan sukses, sebagai orang tua Anda perlu memperhatikan pola asuh.
Direktorat PAUD juga memberikan tips agar orang tua bisa menghindari pola asuh helicoper parenting.
Berikut rangkuman tips cara menghindari sikap orang tua helicopter dari Direktorat PAUD.
1. Saat anak mengalami kesulitan, Anda cukup memberikan bantuan secukupnya. Ajak buah hati untuk berdiskusi dan dorong mereka untuk mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapi.
2. Coba kendalikan rasa khawatir yang berlebihan. Khawatir pada anak tentu boleh-boleh saja, tetapi jangan sampai membatasi kegiatan mereka. Redam rasa khawatir Anda dan yakin jika buah hati akan baik-baik saja.
3. Biarkan akan melakukan kegiatan sendiri namun tetap Anda awasi dengan baik. Dengan cara ini, anak bisa lebih mandiri dan mengerti tanggung jawabnya masing-masing.
4. Hargai keputusan dan usaha anak dalam berbagai hal. Jika memang dirasa kurang baik, coba arahkan dengan memberikan alasan-alasan yang masuk akal.
Selanjutnya: KPK Periksa Ahok dalam Kasus Korupsi Pengadaan LNG Pertamina
Menarik Dibaca: Wajib Waspada! Inilah Ciri-ciri Diabetes pada Remaja yang Sering Diabaikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News