CLOSE [X]

Pekerja Mandiri Wajib Tahu: Cara Hitung Iuran BPJS Ketenagakerjaan

Jumat, 21 November 2025 | 17:48 WIB
Pekerja Mandiri Wajib Tahu: Cara Hitung Iuran BPJS Ketenagakerjaan

ILUSTRASI. Pekerja Mandiri Wajib Tahu: Cara Hitung Iuran BPJS Ketenagakerjaan. (KONTAN/Baihaki)


Sumber: BPJS Ketenagakerjaan  | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  BPJS Ketenagakerjaan menyediakan skema untuk pekerja Bukan Penerima Upah atau BPU yang sering disebut pekerja mandiri, freelancer, atau pekerja informal agar tetap bisa ikut jaminan sosial tenaga kerja.

Menghitung iuran BPJS Ketenagakerjaan secara mandiri penting agar peserta mengetahui kewajiban bulanan mereka dan manfaat yang akan diperoleh nantinya.

Berikut penjelasan lengkap cara menghitung iuran BPJS Ketenagakerjaan mandiri atau BPU berdasarkan aturan resmi.

Dasar Hukum dan Tarif Iuran

Baca Juga: 10 Ide Kartu Ucapan Hari Guru Nasional 2025 dengan Prompt Gemini AI

Besaran iuran untuk peserta BPU diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015. Dari aturan ini dijelaskan bahwa:

  • Iuran JKK atau Jaminan Kecelakaan Kerja adalah 1 persen dari penghasilan.
  • Iuran JKM atau Jaminan Kematian ditetapkan tetap, yaitu Rp 6.800 per bulan.
  • Iuran JHT atau Jaminan Hari Tua untuk BPU adalah 2 persen dari penghasilan.

Menurut informasi resmi BPJS Ketenagakerjaan, dasar penghasilan minimal yang bisa dipilih saat mendaftar adalah mulai Rp 1.000.000 per bulan.

Iuran minimum bagi peserta BPU dihitung dari kombinasi JKK, JKM, dan JHT dengan persentase seperti disebutkan di atas. Dalam laporan tahunan BPJS Ketenagakerjaan, tarif JHT untuk BPU ditegaskan sebesar 2 persen dari upah sebulan.

Cara Menghitung Iuran BPJS Ketenagakerjaan Mandiri

Berikut langkah -angkah untuk menghitung iuran BPU.

  • Tentukan penghasilan bulanan

Pilih dasar penghasilan sesuai penghasilan rata rata per bulan misalnya dari pendapatan freelance, usaha, atau kerja mandiri. Pilihan minimal yang dapat dilaporkan adalah Rp 1.000.000.

  • Hitung iuran JKK

Rumusnya adalah 1 persen dikalikan penghasilan yang dilaporkan. Contoh jika penghasilan Rp 2.000.000 maka iuran JKK sebesar Rp 20.000.

  • Hitung iuran JKM

Karena iuran JKM bersifat tetap untuk BPU, maka cukup menambahkan Rp 6.800 per bulan.

  • Hitung iuran JHT

Rumusnya adalah 2 persen dikalikan penghasilan yang dilaporkan. Contoh jika penghasilan Rp 2.000.000 maka iuran JHT sebesar Rp 40.000.

  • Jumlahkan seluruh iuran

Total iuran BPU diperoleh dari penjumlahan JKK, JKM, dan JHT.

Contoh perhitungan iuran BPJs Ketenagakerjaan dengan penghasilan Rp 2.000.000:

  • JKK Rp 20.000
  • JKM Rp 6.800
  • JHT Rp 40.000
  • Total Rp 66.800 per bulan

Tonton: IHSG Turun Tipis Akhir Pekan Ini (21 November 2025)

Contoh lain perhitungan BPJS Ketenagakerjaan yang bisa Anda gunakan:

Jika penghasilan peserta berada pada kisaran Rp 2.000.000 hingga Rp 2.299.000, maka perhitungan iurannya adalah sebagai berikut:

  • JKK sekitar Rp 22.000
  • JKM Rp 6.800
  • JHT sekitar Rp 44.000
  • Total iuran sekitar Rp 72.800 per bulan

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Laporan penghasilan untuk peserta BPU menggunakan rata rata penghasilan bulanan sebagai dasar perhitungan iuran.

Peserta minimal wajib mengikuti program JKK dan JKM. Pembayaran iuran dilakukan setiap bulan agar status kepesertaan tetap aktif dan manfaat jaminan tetap berjalan.

Manfaat yang diperoleh peserta meliputi perlindungan kecelakaan kerja, santunan kematian, serta tabungan hari tua tergantung program yang dipilih dan besaran iuran yang dibayarkan.

Selanjutnya: Promo HokBen Hari Anak Sedunia 2025, Makan Hemat Mulai Rp 36.000-an

Menarik Dibaca: 6 Dampak Konsumsi Makanan Ultra Proses Terlalu Sering bagi Tubuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru