Persiapkan Diri Hadapi Resesi Ekonomi Global Tahun Depan, Catat 3 Langkahnya

Jumat, 14 Oktober 2022 | 06:33 WIB Sumber: Kompas.com
Persiapkan Diri Hadapi Resesi Ekonomi Global Tahun Depan, Catat 3 Langkahnya

ILUSTRASI. Sejumlah lembaga dan pakar memproyeksi, perekonomian global akan masuk jurang resesi pada tahun depan.


2. Jangan buru-buru jual aset 

Mike mengatakan, resesi ekonomi bukan berarti masyarakat harus berhenti berinvestasi. Atau bahkan menjual seluruh kepemilikan aset investasinya. 

"Jangan buru-buru menjual aset investasi anda, karena takut hargannya turun, itu namanya bersikap panik," kata dia kepada Kompas.com, dikutip Jumat (7/10/2022). 

Mike menyadari, dalam kondisi perekonomian yang berada di dalam resesi, kinerja investasi cenderung menurun. Namun demikian, masyarakat disarankan untuk tidak serta merta menjual aset investasinya. Apalagi aset investasi yang dimiliki saat ini nilainya berada jauh di bawah harga beli. 

Alih-alih menambah kepemilikan uang tunai, hal itu justru membuat masyarakat merugi. 

"Jawabannya itu bukan menjual semua, lalu masukan ke tabungan, ke emas, itu panik. Jawabannya yang paling tepat adalah mengelola risiko investasinya, atau risk management," tuturnya. 

Baca Juga: IMF dan Bank Dunia Peringatkan Meningkatnya Risiko Resesi Global

3. Jangan berhenti investasi 

Senada dengan Mike, Perencana Keuangan Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan, dengan kondisi pasar yang fluktuatif, bukan berarti individu harus mengurangi atau bahkan berhenti investasi. 

Menurutnya, saat ini individu masih dapat menempatkan dananya di instrumen investasi yang memiliki risiko rendah. Contohnya logam mulia, deposito, atau reksa dana berbasis pendapatan tetap. 

"Jadi biar (dana) tetap bisa digunakan, dan dicairkan, namun kemungkinan melawan inflasi cukup kuat, kita bisa ditaruh di uang tunai atau instrumen investasi yang memang gampang dicairkan," tutur Andy. 

Selain itu, sebenarnya individu juga masih bisa menempatkan dananya di instrumen investasi berisiko tinggi seperti saham. Namun, ini harus disesuaikan dengan profil investasi masing-masing individu. 

Sebagaimana diketahui, profil risiko investasi secara umum terbagi menjadi tiga jenis yakni konservatif, moderat, dan agresif. Di mana konservatif memiliki profil risiko paling rendah, moderat profil risiko menengah, dan agresif profil risiko paling tinggi. 

Untuk individu yang memiliki profil risiko konservatif, Andy tidak menyarankan untuk menempatkan dananya di instrumen investasi risiko tinggi, seperti saham. 

Ia merekomendasikan seluruh dana investasi ditempatkan di instrumen investasi risiko rendah. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru