Cara mengukur saturasi oksigen menggunakan oksimeter, pasien Covid-19 harus tahu

Selasa, 13 Juli 2021 | 10:13 WIB Sumber: Kompas.com
Cara mengukur saturasi oksigen menggunakan oksimeter, pasien Covid-19 harus tahu


Cara mengukur saturasi oksigen menggunakan oksimeter

Oksimetri nadi dapat digunakan baik di rawat inap maupun rawat jalan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan memiliki oksimeter untuk digunakan di rumah.

Cara menggunakan oksimeter untuk mengukur saturasi oksigen ini pun cukup mudah yang disarankan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Berikut cara mengukur saturasi oksigen mengunakan oksimeter:

  • Cuci tangan sebelum menggunakan oksimeter Kuku harus dalam kondisi bersih, tidak panjang dan tidak terdapat cat kuku
  • Nyalakan oksimeter.
  • Jepit di ujung jari, dengan kuku menghadap ke atas dan lihat hasilnya dalam beberapa detik.

Cara membaca kadar oksigen di oksimetri

Oksimetri nadi biasanya merupakan tes yang cukup akurat dengan tingkat kegagalan sebanyak 2 persen. Misalnya, jika pembacaan oksimetri 82 persen, bisa jadi tingkat saturasi oksigen yang sebenarnya 80 hingga 84.

Namun, faktor-faktor seperti gerakan, suhu, atau cat kuku dapat memengaruhi akurasi. Biasanya, lebih dari 89 persen darah harus membawa oksigen. Ini adalah tingkat saturasi oksigen yang dibutuhkan untuk menjaga sel-sel tetap sehat.

Meskipun memiliki saturasi oksigen di bawah ini untuk waktu sebentar tidak diyakini menyebabkan kerusakan, tetapi kondisi ini akan membahayakan jika penurunan tingkat saturasi oksigen terjadi secara berulang.

Tingkat saturasi oksigen 95 persen dianggap normal bagi sebagian besar individu sehat. Tingkat 92 persen menunjukkan potensi hipoksemia, yakni kekurangan oksigen yang mencapai jaringan dalam tubuh.

Itulah cara mengukur saturasi oksigen menggunakan oksimeter. Kita tidak perlu mengukur saturasi oksigen sepanjang hari, tapi ukurlah saat terjadi perubahan kondisi dalam tubuh.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Mengukur Kadar Oksigen Darah dengan Oksimeter",


Penulis : Galih Pangestu Jati
Editor : Galih Pangestu Jati

 

Selanjutnya: Kerap terjadi saat Covid-19, ini bahaya saturasi oksigen rendah

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru