Eropa & Asia diserang Covid-19 gelombang baru, ini cara mengurangi risiko dari corona

Kamis, 22 April 2021 | 11:55 WIB Sumber: Kompas.com
Eropa & Asia diserang Covid-19 gelombang baru, ini cara mengurangi risiko dari corona


COVID-19 - Jakarta. Sejumlah negara di Asia dan Eropa serta Amerika kembali dilanda peningkatkan kasus Covid-19. Simak cara mengurangi risiko bahaya virus corona penyebab Covid-19 agar kita selamat dari pandemi ini.

Tercatat, lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi di India, Filipina, Papua Nugini, dan sejumlah negara di Eropa, serta Amerika Serikat. Masyarakat Indonesia dihimbau memperketat pelaksanaan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Selain itu, untuk mengurangi risiko bahaya Covid-19, masyarakat harus meningkatkan daya tahan tubuh. Penelitian baru menunjukkan, menjadi aktif secara fisik dapat mengurangi risiko rawat inap pasien Covid-19.

Kalau pun harus dirawat, risiko untuk masuk ke unit perawatan intensif atau ICU menjadi lebih rendah. Selain itu, risiko kematian pada pasien Covid-19 juga berkurang apabila rajin berolahraga. "Penelitian ini merupakan seruan untuk menyadarkan pentingnya gaya hidup sehat, terutama aktivitas fisik."

Demikian diungkapkan penulis studi Dr. Robert Sallis dari Kaiser Permanente Fontana Medical Center, California, Amerika Serikat. Dalam pernyataan resminya, Sallis menekankan, hasil penelitian benar-benar menunjukkan betapa pentingnya aktivitas fisik selama masa pandemi, dan di masa yang akan datang. "Orang yang rutin berolahraga memiliki peluang terbaik untuk mengalahkan Covid-19. Sementara orang yang tidak aktif jauh lebih buruk," kata dia.

Baca juga: Virus corona bermutasi, konsumsi sayuran ini untuk meningkatkan daya tahan tubuh

Dalam penelitian ini, Sallis bersama rekannya menganalisis data lebih dari 48.000 pasien dewasa di Kaiser Permanente Southern California. Usia rata-rata pasien adalah 47 tahun, dan diagnosis positif Covid-19 antara Januari hingga Oktober 2020.

Peneliti juga menilai tingkat aktivitas fisik pasien sebanyak dua kali yakni Maret 2018 dan Maret 2020. Dari data pasien ditemukan, lebih dari 6 persen secara konsisten aktif bergerak, 14 persen konsisten tidak aktif bergerak, dan sisanya aktif bergerak tapi tidak konsisten.

Editor: Adi Wikanto
Terbaru